SUDAJI KAMPUNG HALAMANKU

SUDAJI KAMPUNG HALAMANKU
TEMPLATE

Kamis, 16 Juli 2020

BATU MEGANTUNG

Batu Megantung adalah nama yang diberikan untuk sebongkah besar batu ini yang letaknya di lereng perbukitan Sudaji tepatnya di bawah sebelah utara bagian timur dari Puncak Cemara Geseng.
Dinamakan demikian karena batu ini kelihatan sangat nenggel (bahasa Bali) yaitu seperti mau jatuh. Maka orang-orang menamakan batu ini megantung/bergantung
Tempat ini dapat terlihat jelas dari Desa Lemukih, Dusun Buah Banjah di wilayah Tumpalan.
Batu Megantung ini memang sangat unik dan selalu menjadi buah bibir di antara tetua di sekitar Sudaji dan Lemukih. Anak-anak muda jarang yang tahu tentang tempat ini, karena selain jauh dari pemukiman, juga untuk mencapai tempat ini cukup sulit. Kita harus mendaki sekitar 1 jam dari Tumpalah di rumah penduduk setempat sebagai parkir atau start point kemudian menyusuri belukar yang lebat. Di musim hujan kita harus sangat berhati-hati karena jalannya sangat licin.
Ukuran Batu Megantung ini sangat besar, yang tampak di permukaan berdiameter sekitar 10 meter dengan ketinggian lebih dari 20 meter. Dililit oleh akar pohon bunut (sejenis pohon beringin) sehingga kelihatan seakan menahan batu ini agar tidak jatuh.
Batu besar ini dikeramatkan dan disakralkan oleh warga sekitar dan ada cerita unik yaitu apabila ada seseorang yang tidak berniat baik datang kesini dan berusaha mencapai puncak batu ini, pertama dia harus memanjat pohon bunut itu, kemudian ketika dia hendak turun dia tidak bisa kembali karena pohon itu susah digapai.
Orang-orang yang bermaksud ke tempat ini biasanya untuk mencari kedamaian dengan bermeditasi atau bertapa karena memang tempat ini sangat sepi dan auranya sangat damai dan hening. Pemandangan dari Batu Megantung ini juga sangat indah ke sebelah timur, kita bisa melihat daerah pedesaan dengan sawahnya dan perbukitan yang indah menawan. Juga pemandangan lembah yang hijau mempesona.

Tampak Batu Megantung menonjol di lereng bukit







 Seekor katak ditemukan di lereng bukit menuju Batu Megantung
















Jumat, 06 Maret 2020

SUDAJI'S CULTURAL FESTIVAL

Om Swastyastu, 

Sebagaimana hari raya dirayakan setiap tahun, maka demikian pula halnya Desa Pakraman Sudaji yang memiliki acara Pujawali atau Piodalan di pura Kahyangan Desa. Secara reguler piodalan di Desa Sudaji berlangsung antara bulan Juni dan Juli yang melibatkan seluruh warga desa adat.
Seiring dengan perkembangan wisata saat ini, maka Desa Wisata Sudaji yang dimotori oleh Pokdarwis menggunakan momentum tersebut untuk diagendakan dalam program kerjanya sebagai "Calender of Event" agar dapat dikenal oleh masyarakat luas.

Dalam rangkaian piodalan tersebut terdapat beberapa tradisi unik yang tidak dapat ditemukan pada tempat lain. Salah satunya adalah Tradisi Bukakak yang hanya ada di Desa Sudaji dan dilaksanakan hanya sekali dalam setahun yaitu setelah selesai acara piodalan Karya Desa di Pura Bale Agung Sudaji. Acara ini dapat dikatakan sebagai moment yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat karena sebagian besar warga sangat antusias menyaksikan arak-arakan Bukakak yang dilakukan pada malam hari. Banyak orang dari luar desa Sudaji juga datang karena ingin tahu proses Bukakak ini, bahkan terlihat juga wisatawan asing turut serta menyaksikannya. 

Kegiatan Pujawali yang berlangsung selama lebih dari sebulan itu memang layak dirangkum menjadi satu wadah Calender of Event dan diorganisir secara lebih profesional tanpa menghilangkan esensi dari tujuannya yang sebenarnya yaitu kegiatan adat dan keagamaan. 

Di tahun ini, tahun 2020,  Sudaji's Cultral Festival dicanangkan lagi untuk yang kedua kalinya sejak di-launching tahun lalu yang mendapat dukungan dari berbagai pihak baik pemerintah maupun pemuka adat dan tentunya masyarakat setempat sebagai tuan rumah. 

Semoga berjalan lancar dan mendapat perkenan dan lindungan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Om Shanti Shanti Shanti Om