SUDAJI KAMPUNG HALAMANKU

SUDAJI KAMPUNG HALAMANKU
TEMPLATE

Kamis, 17 November 2016

KETUT SUWETER

Bapak Ketut Suweter atau orang lebih mengenal nama panggilannya yaitu Bli Suwet adalah seniman serba bisa di Desa Sudaji. Sosoknya sederhana, bersahaja, ramah dan penuh ketekunan dalam berkarya. Beliau ahli membuat ukiran baik kayu, batu paras, beton, melukis wayang, membuat bade (bade) dll. Karya-karyanya banyak dikoleksi oleh masyarakat pecinta seni di Sudaji maupun di luar Sudaji.

 Bapak Ketut Suweter

 Lukisan Kaca hasil karya Bapak Ketut Suweter

 Patung Rahwana dari batu paras karya Bapak Ketut Suweter

Patung Singa dari batu paras buah karya Bapak Ketut Suweter

Rabu, 16 November 2016

I KETUT SANTIA

Bapak I Ketut Santia adalah sosok seniman ukir yang tinggal di Sabrangan, Banjar Desa, Sudaji. Sosoknya sederhana dan ramah serta mendedikasikan seluruh hidupnya untuk membuat ukiran terutama ukiran kayu. Banyak sudah pesanan mengalir karena namanya sudah terkenal. Hampir setiap harinya beliau bekerja sehingga tidak ada istilah menganggur (tidak ada kerjaan) baginya. Sering pula beliau kewalahan menerima order untuk membuat ukiran. Rumahnya yang sederhana di tempat yang sejuk dan sepi membuatnya tenang untuk menuangkan kreasi seninya ditemani sanak keluarganya termasuk beberapa cucunya.



Bapak I Ketut Santia sedang mengukir kayu

Gunung Rate hasil karya Bapak I Ketut Santia
 
 
Bapak Ketut Santia sedang mengecat ukiran kayu

 
Bale Gede berukir yang dicat oleh Bapak Ketut Santia

Senin, 22 Februari 2016

BAPAK KETUT SUBRATA

Bapak Ketut Subrata adalah sosok seniman bersahaja yang terkenal di Desa Sudaji sebagai seniman pembuat bade (wadah). Sudah berapa puluh bade sudah pernah dikerjakannya, tidak saja untuk keperluan ngaben di Sudaji, namun juga sering mendapat pesanan dari luar desa. Tidak sembarang seniman bisa membuat konstruksi bade/wadah karena diperlukan perhitungan yang matang, pemilihan bahan yang tepat serta waktu yang telah direncanakan. Konstruksi bade yang terdiri dari potongan bilah bambu yang diikat sedemikian rupa sudah menjadi ahlinya bagi Bapak Ketut Subrata. Apabila konstruksi bade tersebut salah perhitungan maka dapat menjadi tidak seimbang dan bisa saja ambruk ketika digotong oleh orang banyak.

Di usianya yang sudah lebih dari 60 tahun (lahir sekitar tahun 1944) beliau masih tetap enerjik dan selalu penuh tawa dan canda. Sifatnya yang rendah hati membuat orang lain menyenanginya untuk berbincang-bincang.

Selain membuat bade/wadah beliau juga membuat ukiran kayu, paras, pasir hitam (bias melela) sanggah dan lain-lain pekerjaan seni.

Kini anaknya Wayan Astawa sudah ikut aktif membantu Bapak Ketut Subrata dan mengikuti jejaknya sebagai seniman.

Bapak Ketut Subrata

 Bapak Ketut Subrata sedang mendirikan konstruksi bade bersama anaknya

Bapak Ketut Subrata memasang perhiasan bade
Santai dua generasi Bapak dan Anak
Bade/wadah karya Bapak Ketut Subrata saat diarak pada upacara ngaben





Minggu, 03 Januari 2016

MR GEDE PANETJA



Mr Gede Panetja




Buku "MONOGRAFI DESA ADAT SUDAJI" Karangan Bapak Mr Gede Panetja


Ibu Jro Nyoman Sangi, istri Bapak Mr Gede Panetja di rumahnya di Singaraja.