Dinamakan demikian karena batu ini kelihatan sangat nenggel (bahasa Bali) yaitu seperti mau jatuh. Maka orang-orang menamakan batu ini megantung/bergantung
Tempat ini dapat terlihat jelas dari Desa Lemukih, Dusun Buah Banjah di wilayah Tumpalan.
Batu Megantung ini memang sangat unik dan selalu menjadi buah bibir di antara tetua di sekitar Sudaji dan Lemukih. Anak-anak muda jarang yang tahu tentang tempat ini, karena selain jauh dari pemukiman, juga untuk mencapai tempat ini cukup sulit. Kita harus mendaki sekitar 1 jam dari Tumpalah di rumah penduduk setempat sebagai parkir atau start point kemudian menyusuri belukar yang lebat. Di musim hujan kita harus sangat berhati-hati karena jalannya sangat licin.
Ukuran Batu Megantung ini sangat besar, yang tampak di permukaan berdiameter sekitar 10 meter dengan ketinggian lebih dari 20 meter. Dililit oleh akar pohon bunut (sejenis pohon beringin) sehingga kelihatan seakan menahan batu ini agar tidak jatuh.
Batu besar ini dikeramatkan dan disakralkan oleh warga sekitar dan ada cerita unik yaitu apabila ada seseorang yang tidak berniat baik datang kesini dan berusaha mencapai puncak batu ini, pertama dia harus memanjat pohon bunut itu, kemudian ketika dia hendak turun dia tidak bisa kembali karena pohon itu susah digapai.
Orang-orang yang bermaksud ke tempat ini biasanya untuk mencari kedamaian dengan bermeditasi atau bertapa karena memang tempat ini sangat sepi dan auranya sangat damai dan hening. Pemandangan dari Batu Megantung ini juga sangat indah ke sebelah timur, kita bisa melihat daerah pedesaan dengan sawahnya dan perbukitan yang indah menawan. Juga pemandangan lembah yang hijau mempesona.
Tampak Batu Megantung menonjol di lereng bukit
Seekor katak ditemukan di lereng bukit menuju Batu Megantung
Tidak ada komentar :
Posting Komentar